Delapan Pilar TPM: Penerapan Metode Praktis untuk Meningkatkan Produktifitas di Area Kerja
TPM atau Total Productive Maintenance memiliki 3 target utama:
1.
Zero product defect (tidak ada produk cacat)
2.
Zero equipment unplanned failures (tidak ada kegagalan atau
kerusakan pada mesin yang tidak terdeteksi sebelumnya)
3.
Zero accident (tidak ada kecelakan di area kerja)
Target-target tersebut dapat dicapai dengan melakukan Gap Analysis atas catatan historis mengenai produk cacat, kegagalan mesin dan kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya. Gap Analysis dapat dilakukan dengan diagram fishbone, why why analysis, atau P-M analysis. Setelah didapatkan pemahaman yang jelas, rencanakan investigasi untuk menemukan penurunan performa mesin. Tahap ini disebut “Initial Cleaning”.
Target-target tersebut dapat dicapai dengan melakukan Gap Analysis atas catatan historis mengenai produk cacat, kegagalan mesin dan kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya. Gap Analysis dapat dilakukan dengan diagram fishbone, why why analysis, atau P-M analysis. Setelah didapatkan pemahaman yang jelas, rencanakan investigasi untuk menemukan penurunan performa mesin. Tahap ini disebut “Initial Cleaning”.
TPM juga berguna untuk
mengidentifikasi tujuh kerugian atan tujuh pemborosan (waste) pada mesin, yaitu:
1.
Setup adjustment time
2.
Initial adustment time
3.
Waktu kerusakan mesin (equipment bereakdown time)
4.
Mesin menganggur (idle)
5.
Speed (cycle time) losses (penurunan kecepatan)
6.
Start-up quality losses (penurunan kualitas
start-up)
7.
In-process quality losses (penurunan kualitas
proses)
Ketujuh waste dalam
proses manufaktur ini harus dihilangkan, dapat dengan cara menerapkan
TPM dalam proyek Kaizen. Eliminasi dari ketujuh waste tersebut merupakan
aplikasi dari tiga garis besar pilar TPM, yang meliputi:
- Efficient Equipment Utilization
- Efficient Worker Ulitization
- Efficient Material & Energy Utilization
Dari tiga garis besar
tersebut, dikembangkan delapan pilar yang menunjang keseluruhan implementasi
TPM. Delapan pilar tersebut meliputi:
1.
Focussed improvement (Kobetsu Kaizen): melakukan perbaikan yang
berkelanjutan walau sekecil apapun perbaikan tersebut.
2.
Planned Maintenance: fokus meningkatkan availability dari mesin
dan peralatan dan mengurangi kerusakan mesin.
3.
Edukasi dan Pelatihan: membentuk formasi karyawan yang memiliki
skill dan menguasai teknik untuk melakukan autonomous maintenance.
4.
Autonomous Maintenance (Jishu Hozen): artinya adalah melakukan
perawatan terhadap mesin yang dipakai. Terdapat tujuh langkah dan aktifitas
yang dilakukan pada Jisshu Hozen.
5.
Quality Maintenance (Hinshitsu Hozen): quality maintenance
adalah pengaturan mesin yang memperkecil kemungkinan terjadi cacat berulang
kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya target zero defect.
6.
Office TPM: bagaimana membuat aktifitas kantor yang efisien dan
menghilangkan kerugian yang mungkin terjadi.
7.
Safety, Hygene & Environment (SHE): adalah aktifitas untuk
menciptakan area kerja yang aman dan sehat, dimana sangat kecil kemungkinan
terjadi kecelakaan. Temukan dan perbaiki area rawan kecelakan untuk memastikan
keselamatan sekaligus memelihara kesehatan lingkungan.
8.
Tools Management, untuk meningkatkan
ketersediaan equipment dengan mengurangi tools resetting time (waktu pengaturan
ulang alat-alat) untuk mengurangi biaya pemeliharaan peralatan dan
memperpanjang usia pakai peralatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar